26.3.16

>> FAKTA SEJARAH HURUF BANGSA MESIR KUNO " HIEROGLIF "


Huruf bangsa Mesir Kuno yang disebut hieroglif (hieroglyph) telah menjadi sumber misteri dan daya tarik selama ribuan tahun.

Seluruh sistem penulisan ini didasarkan pada ‘kata gambar’, sehingga menjadikannya kompleks. Bahkan, tulisan gambar ini telah membuat bingung ahli bahasa selama hampir 1.400 tahun, sebelum sedikit demi sedikit diketahui maknanya.

Dibutuhkan banyak waktu untuk mempelajari hieroglif karena jumlahnya yang banyak. Para ahli memperkirakan terdapat lebih dari 700 hieroglif yang ditemukan dalam tulisan-tulisan Mesir kuno.

Struktur tulisan hieroglif (hieroglyph) meliputi:

  • Ideogram yang digunakan untuk mewakili kata-kata. Sebagai contoh, jika gambar tampak seperti seorang pria, itu mewakili kata ‘manusia’.
  • Fonogram yang digunakan untuk mengeja suara kata-kata yang diwakili. Biasanya, gambar tidak memiliki hubungan dengan suara suatu kata.


Sebuah fonogram atau ideogram bisa memiliki simbol yang sama. Penulis hieroglif akan menempatkan garis lurus setelah kata, sehingga dapat dibedakan apakah akan menjadi fonogram atau ideogram.

Fakta Menarik tentang Hieroglif (Hieroglyph) Mesir

  • Kata ‘hieroglyph’ berasal dari kata Yunani, hieros yang berarti suci, dan glypho yang berarti teks.
  •  Dalam Bahasa Mesir kuno, hieroglif disebut sebagai medu-netjer, yang berarti kata-kata dewa.
  • Menerjemahkan hieroglif secara harfiah bisa menyebabkan berbagai masalah, karena para peneliti berpendapat hieroglif merupakan cara menyampaikan perihal mistis, keajaiban, serta bukan sekedar dari bahasa.
  • Perkembangan hieroglif Mesir bisa saja dipengaruhi oleh tulisan Sumeria yang telah berkembang sebelumnya serta yang secara geografis berada dekat dengan Mesir.
  • Menemukan kunci untuk memecahkan hieroglif begitu sulit sehingga pada abad ke-4 SM, bahkan orang Mesir tidak bisa membacanya.
  • Upaya awal menerjemahkan hieroglif terhalang oleh asumsi keliru yang menyatakan bahwa bahasa ini merupakan simbolik (simbol mewakili apa yang digambarkan), alih-alih fonetik (simbol digunakan untuk mewakili suara.)
  • Hieroglif tidak memiliki konvensi penulisan dari satu arah tertentu. Artinya, mereka bisa ditulis dari kiri ke kanan, kanan ke kiri, atas ke bawah, atau bawah ke atas.
  •  Arah teks ditunjukkan oleh arah hieroglif yang dihadapi. Misalnya, jika hieroglif hewan dan manusia menghadap sisi kiri, teks akan dibaca dari kiri ke kanan.
  • Sistem hieroglyph tidak memiliki vokal, tanda baca, atau bahkan jarak antara kata-kata.
  • Hieroglif Mesir kuno ditemukan di mana-mana, dari monumen, makam, perahu, logam dan bahkan kayu. Hieroglif paling sering ditemukan pada batu-batu besar atau bas-relief.
  • Tanda tangan atau lambang dari keluarga kerajaan dan para dewa juga diwakili melalui hieroglif yang tertulis pada batu-batu yang disebut ‘cartouche’.
  •  Juru tulis hieroglif dilatih dalam seni membaca dan menulis hieroglif dari usia muda. Karena kebanyakan orang Mesir tidak berpendidikan di masa itu, juru tulis mendapat status tinggi dan bahkan dibebaskan dari pajak dan dinas militer.
  • Tidak semuanya bisa diekspresikan dalam gambar, sehingga menjadi sulit untuk mengeksplorasi emosi atau ide abstrak. Untuk menyiasati hal ini, orang Mesir juga mengembangkan dua skrip lain yang disebut ‘Hieratic’ dan ‘Demotic’. Semua skrip ini dikembangkan secara bersamaan, dan umum digunakan untuk surat-menyurat dan komunikasi formal.
  • Seni hieroglif hilang selama ribuan tahun ketika penggunaannya digantikan oleh huruf Arab dan Koptik.
  • Para ahli juga berteori munculnya Kristen di abad 3 dan 4 Masehi juga berkontribusi pada kepunahan hieroglif yang kemudian diganti dengan campuran huruf Koptik dan Yunani.
  • Prasasti terakhir yang ditulis dengan huruf Demotik berasal dari akhir abad 4 SM, ditemukan di kuil Philae.
  • Dzul-Nun al-Misri dan Ibnu Wahshiyya adalah dua cendekiawan Arab yang sebagian berhasil memecahkan hieroglif (hieroglyph).