26.3.16

>> TRAGEDI SEJARAH TENGGELAMNYA KAPAL TITANIC

Dibangun di Belfast, Irlandia, Kerajaan Bersatu, RMS Titanic adalah kapal kedua dari tiga kapal samudra kelas Olympic - sisanya adalah RMS Olympic dan HMHS Britannic (aslinya bernama Gigantic). Ketiganya adalah kapal terbesar dalam armada perusahaan perkapalan Britania White Star Line, yang terdiri dari 29 kapal uap dan tender pada tahun 1912. Tiga kapal tersebut lahir dalam sebuah perbincangan pada pertengahan 1907 antara kepala White Star Line, J. Bruce Ismay, dan hartawan Amerika Serikat J. Pierpont Morgan, yang mengendalikan perusahaan induk White Star Line, International Mercantile Marine Co. White Star Line menghadapi tantangan yang semakin menjadi-jadi dari pesaing utamanya, Cunard, yang telah meluncurkan Lusitania dan Mauretania – kapal penumpang tercepat yang beroperasi saat itu – dan perusahaan pelayaran Jerman, Hamburg America dan Norddeutscher Lloyd. Ismay memilih untuk bersaing dalam hal ukuran ketimbang kecepatan dan berencana meluncurkan jajaran kapal baru yang ukurannya lebih besar daripada sebelumnya serta dibuat senyaman dan semewah mungkin.

Jajaran kapal ini dibangun oleh galangan kapal Belfast, Harland and Wolff, yang sudah punya hubungan lama dengan White Star Line sejak 1867. Harland and Wolff diberikan keuntungan besar dalam merancang kapal untuk White Star Line; pendekatan seperti biasa ditujukan kepada White Star Line untuk membuat sketsa konsep umum yang akan dipakai dan diubah menjadi desain kapal oleh Harland and Wolff. Pertimbangan biaya relatif rendah di agendanya dan Harland and Wolff diminta mengeluarkan biaya atas segala kebutuhan kapal, ditambah margin keuntungan lima persen. Untuk kapal kelas Olympic, biaya sebesar £3 juta untuk dua kapal pertama disetujui disertai beberapa "ekstra atas kontrak" dan bayaran lima persen seperti biasa.

Harland and Wolff menempatkan para desainer utamanya dalam perancangan kapal kelas Olympic. Perancangan ini diawasi oleh Lord Pirrie, direktur Harland and Wolff dan White Star Line; arsitek laut Thomas Andrews, direktur pelaksana departemen desain Harland and Wolff; Edward Wilding, wakil Andrews dan bertanggung jawab atas penghitungan desain kapal, keseimbangan dan kerapiannya; dan Alexander Carlisle, kepala juru gambar kapal dan manajer umum. Tugas Carlisle adalah dekorasi, perlengkapan dan semua pengaturan umum, termasuk penerapan desain derek sekoci yang efisien.

Pada tanggal 29 Juli 1908, Harland and Wolff mempresentasikan sketsanya kepada J. Bruce Ismay dan para eksekutif White Star Line lainnya. Ismay menyetujui desain tersebut dan menandatangani tiga "surat perjanjian" dua hari kemudian yang mengizinkan pembangunan kapal. Saat itu, kapal pertama tersebut – yang kelak menjadi Olympic – belum mempunyai nama, tetapi hanya ditandai sebagai "Number 400", karena kapal ini adalah kapal ke-400 yang dibangun Harland and Wolff. Titanic didasarkan pada versi revisi desain yang sama dan diberi nomor 401.

Titanic meninggalkan Belfast untuk pelayaran uji cobanya pada tanggal 2 April 1912

RMS Titanic adalah sebuah kapal penumpang super Britania Raya yang tenggelam di Samudra Atlantik Utara pada tanggal 15 April 1912 setelah menabrak sebuah gunung es pada pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris ke New York City. Tenggelamnya Titanic mengakibatkan kematian sebanyak 1.514 orang dalam salah satu bencana maritim masa damai paling mematikan sepanjang sejarah. Titanic merupakan kapal terbesar di dunia pada pelayaran perdananya. Satu dari tiga kapal samudra kelas Olympic dioperasikan oleh White Star Line. Kapal ini dibangun pada 1909 sampai 1911 oleh galangan kapal Harland and Wolff di Belfast. Kapal ini sanggup mengangkut 2.224 penumpang.

Para penumpangnya terdiri dari sejumlah orang terkaya di dunia, serta lebih dari seribu emigran dari Britania Raya, Irlandia, Skandinavia, dan negara-negara lain yang mencari kehidupan baru di Amerika Utara. Kapal ini dirancang senyaman dan semewah mungkin, dengan dilengkapi gimnasium, kolam renang, perpustakaan, restoran kelas atas dan kabin mewah. Kapal ini juga memiliki telegraf nirkabel mutakhir yang dioperasikan untuk keperluan penumpang dan operasional kapal. Meski Titanic mempunyai perlengkapan keamanan yang maju seperti kompartemen kedap air dan pintu kedap air yang bisa dioperasikan dari jarak jauh, kapal tersebut tidak memiliki sekoci yang cukup untuk menampung seluruh penumpang kapal. Karena regulasi keamanan laut yang sudah kuno, Titanic hanya mengangkut sekoci yang hanya mampu menampung 1.178 penumpang – sepertiga dari total penumpang dan awak kapalnya.

Setelah meninggalkan Southampton pada 10 April 1912, Titanic berhenti di Cherbourg, Perancis dan Queenstown (sekarang Cobh), Irlandia sebelum berlayar ke barat menuju New York. Pada tanggal 14 April 1912, empat hari pasca pelayaran, tepatnya 375 mil di selatan Newfoundland, kapal menabrak sebuah gunung es pukul 23:40 (waktu kapal; UTC-3). Tabrakan agak menggesek ini mengakibatkan pelat lambung Titanic melengkung ke dalam di sejumlah tempat di sisi kanan kapal dan mengoyak lima dari enam belas kompartemen kedap airnya. Selama dua setengah jam selanjutnya, kapal perlahan terisi air dan tenggelam. Para penumpang dan sejumlah awak kapal diungsikan ke dalam sekoci, kebanyakan sudah diluncurkan dalam keadaan setengah penuh. Banyak pria dalam jumlah yang tidak sepadan – hampir 90% di Kelas Dua - ditinggalkan karena para petugas yang memuat sekoci mematuhi protokol "wanita dan anak-anak dahulu". Tepat sebelum pukul 2:20, Titanic patah dan haluannya tenggelam bersama seribu penumpang di dalamnya. Orang-orang di air meninggal dalam hitungan menit akibat hipotermia karena bersentuhan dengan samudra yang sangat dingin. 710 penumpang selamat diangkat dari sekoci oleh RMS Carpathia beberapa jam kemudian.

Edward Smith, kapten Titanic, pada tahun 1911

Musibah ini ditanggapi dengan keterkejutan dan kemarahan dunia atas jumlah korban yang besar dan kegagalan regulasi dan operasi yang terjadi serta sekoci dan alat kelemgkapan penyelamatan lainnya yang tidak memadai. Penyelidikan publik di Britania dan Amerika Serikat mendorong perbaikan besar-besaran keselamatan laut. Salah satu warisan terpenting dari bencana ini adalah penetapan Konvensi Internasional untuk Keselamatan Penumpang di Laut (SOLAS), yang masih mengatur keselamatan laut sampai sekarang. Banyak korban selamat kehilangan seluruh kekayaan dan harta benda mereka dan menjadi miskin; banyak keluarga, terutama keluarga awak kapal dari Southampton, kehilangan sumber nafkah utamanya. Mereka semua dibantu oleh banjirnya simpati dan sumbangan amal dari masyarakat. Beberapa pria yang selamat, terutama kepala White Star Line, J. Bruce Ismay, dicela sebagai pengecut karena meninggalkan kapal ketika penumpang lain masih di atasnya, dan mereka diasingkan oleh publik.

Bangkai Titanic masih ada di dasar laut, perlahan hancur di kedalaman 12,415 feet (3,784 m). Sejak ditemukan kembali pada tahun 1985, ribuan artefak diangkat dari dasar laut dan dipamerkan di berbagai museum di seluruh dunia. Titanic telah menjadi salah satu kapal ternama dalam sejarah. Keberadaannya terus diingat oleh sejumlah buku, film, pameran, dan tugu peringatan.
( sumber )

>> KENGERIAN TAKTIK PERANG PARIT PADA PERANG DUNIA II


Perang parit adalah jenis perang yang ditandai dengan pembentukan zona defensif berbentuk parit, dengan kedua belah pihak menempati parit untuk tujuan mempertahankan posisi defensif. Jenis peperangan seperti ini sering menghasilkan kemajuan yang lambat, dengan masing-masing pihak berusaha menguasai parit lawan agar memiliki keunggulan ofensif.

Perang parit terkenal brutal dan mengerikan dan amat terkait dengan Perang Dunia I pada tahun 1914-1918. Beberapa faktor berkontribusi pada kemunculan perang parit. Pertama adalah kemajuan luar biasa dalam persenjataan balistik yang membuat serangan frontal secara tradisional sulit dilakukan.

Selain itu, peningkatan akurasi senjata dan kemampuan artileri membuat serangan frontal (langsung berhadap-hadapan) bisa berubah menjadi tindakan bunuh diri. Kondisi ini lantas memicu pendekatan defensif yang menjadi karakteristik perang parit. Perkembangan strategi pasokan logistik juga memberikan kontribusi. Pasokan dan perbekalan saat itu bisa dengan mudah dipasok oleh kereta atau truk dari garis belakang.

Dalam perang parit, kedua belah pihak membangun benteng yang melengkapi parit dengan berbagai cara termasuk menggunakan karung pasir, dinding, dan pagar kawat berduri. Parit dirancang untuk memberikan perlindungan dari artileri. Setelah berlindung di parit, musuh akan sulit mengusir dan menguasainya, karena meskipun korban berjatuhan, bala bantuan dapat segera didatangkan dari garis belakang.

Daerah diantara parit yang diduduki oleh kedua belah pihak dikenal sebagai “tanah tak bertuan” atau “no man’s land” yang bisa digunakan sebagai area untuk mempersipkan serangan, meskipun tentara di tanah tak bertuan sangat rentan terhadap serangan dari sisi lain.

Di parit, kehidupan prajurit bisa amat mengerikan. Selama Perang Dunia I, mayat hanya dikubur dalam lubang dangkal di lantai atau dinding parit. Kondisi ini menimbulkan bau menyengat yang bercampur dengan bau kakus darurat dan bau tubuh prajurit yang jarang mandi. Persediaan makanan biasanya juga terbatas dengan tubuh tentara yang penuh kutu serta rentan terhadap infeksi serius. Kondisi ini membuat banyak prajurit yang tewas di parit sebelum mereka sempat menembakkan peluru ke lawan.

Suasana di parit juga sangat menegangkan, dengan tentara yang mengalami serangan artileri musuh bertubi-tubi serta senjadi sasaran peluru sniper jika mereka berani menyembulkan kepala diatas parit. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap perkembangan masalah psikologis di antara tentara yang ditempatkan di parit. Banyak satuan militer menanggapi masalah psikologis ini dengan regu tembak, yaitu memerintahkan tentara yang bermasalah dieksekusi karena dianggap pengecut dan melarikan diri dari medan perang.

Aksi militer di parit dapat dicapai dalam beberapa cara. Pasukan Jerman dalam Perang Dunia I terkenal menggunakan gas untuk membunuh atau melumpuhkan tentara musuh sebelum mereka berusaha menguasai parit lawan. Artileri juga digunakan dalam upaya untuk menaklukkan pasukan musuh sebelum meluncurkan serangan langsung.

Kedua belah pihak menggunakan pula sniper dan tim komando kecil untuk meneror dan menyebarkan ketakutan pada pihak musuh. Pada sebagian besar kejadian, berbagai upaya sering berakhir pada kebuntuan, dengan kedua pihak berhasil mempertahankan parit masing-masing sehingga tidak terjadi pergerakan di kedua arah. Ketika satu pihak berhasil menduduki parit musuh, mereka mungkin menemukan diri mereka dalam jangkauan tembak musuh.

Meskipun berhasil merebut parit lawan, lawan yang terdesak biasanya hanya mundur sedikit untuk kemudian kembali bertahan di dalam parit. Kebrutalan perang parit telah diabadikan dalam sejumlah film dan buku, termasuk buku oleh tentara yang berhasil selamat dari peperangan.

All Quiet in the Western Front dan Life in the Tomb adalah dua contoh novel tentang Perang Dunia I yang ditulis oleh para veteran yang selamat dari perang parit.
( sumber )

>> FAKTA SEJARAH HURUF BANGSA MESIR KUNO " HIEROGLIF "


Huruf bangsa Mesir Kuno yang disebut hieroglif (hieroglyph) telah menjadi sumber misteri dan daya tarik selama ribuan tahun.

Seluruh sistem penulisan ini didasarkan pada ‘kata gambar’, sehingga menjadikannya kompleks. Bahkan, tulisan gambar ini telah membuat bingung ahli bahasa selama hampir 1.400 tahun, sebelum sedikit demi sedikit diketahui maknanya.

Dibutuhkan banyak waktu untuk mempelajari hieroglif karena jumlahnya yang banyak. Para ahli memperkirakan terdapat lebih dari 700 hieroglif yang ditemukan dalam tulisan-tulisan Mesir kuno.

Struktur tulisan hieroglif (hieroglyph) meliputi:

  • Ideogram yang digunakan untuk mewakili kata-kata. Sebagai contoh, jika gambar tampak seperti seorang pria, itu mewakili kata ‘manusia’.
  • Fonogram yang digunakan untuk mengeja suara kata-kata yang diwakili. Biasanya, gambar tidak memiliki hubungan dengan suara suatu kata.


Sebuah fonogram atau ideogram bisa memiliki simbol yang sama. Penulis hieroglif akan menempatkan garis lurus setelah kata, sehingga dapat dibedakan apakah akan menjadi fonogram atau ideogram.

Fakta Menarik tentang Hieroglif (Hieroglyph) Mesir

  • Kata ‘hieroglyph’ berasal dari kata Yunani, hieros yang berarti suci, dan glypho yang berarti teks.
  •  Dalam Bahasa Mesir kuno, hieroglif disebut sebagai medu-netjer, yang berarti kata-kata dewa.
  • Menerjemahkan hieroglif secara harfiah bisa menyebabkan berbagai masalah, karena para peneliti berpendapat hieroglif merupakan cara menyampaikan perihal mistis, keajaiban, serta bukan sekedar dari bahasa.
  • Perkembangan hieroglif Mesir bisa saja dipengaruhi oleh tulisan Sumeria yang telah berkembang sebelumnya serta yang secara geografis berada dekat dengan Mesir.
  • Menemukan kunci untuk memecahkan hieroglif begitu sulit sehingga pada abad ke-4 SM, bahkan orang Mesir tidak bisa membacanya.
  • Upaya awal menerjemahkan hieroglif terhalang oleh asumsi keliru yang menyatakan bahwa bahasa ini merupakan simbolik (simbol mewakili apa yang digambarkan), alih-alih fonetik (simbol digunakan untuk mewakili suara.)
  • Hieroglif tidak memiliki konvensi penulisan dari satu arah tertentu. Artinya, mereka bisa ditulis dari kiri ke kanan, kanan ke kiri, atas ke bawah, atau bawah ke atas.
  •  Arah teks ditunjukkan oleh arah hieroglif yang dihadapi. Misalnya, jika hieroglif hewan dan manusia menghadap sisi kiri, teks akan dibaca dari kiri ke kanan.
  • Sistem hieroglyph tidak memiliki vokal, tanda baca, atau bahkan jarak antara kata-kata.
  • Hieroglif Mesir kuno ditemukan di mana-mana, dari monumen, makam, perahu, logam dan bahkan kayu. Hieroglif paling sering ditemukan pada batu-batu besar atau bas-relief.
  • Tanda tangan atau lambang dari keluarga kerajaan dan para dewa juga diwakili melalui hieroglif yang tertulis pada batu-batu yang disebut ‘cartouche’.
  •  Juru tulis hieroglif dilatih dalam seni membaca dan menulis hieroglif dari usia muda. Karena kebanyakan orang Mesir tidak berpendidikan di masa itu, juru tulis mendapat status tinggi dan bahkan dibebaskan dari pajak dan dinas militer.
  • Tidak semuanya bisa diekspresikan dalam gambar, sehingga menjadi sulit untuk mengeksplorasi emosi atau ide abstrak. Untuk menyiasati hal ini, orang Mesir juga mengembangkan dua skrip lain yang disebut ‘Hieratic’ dan ‘Demotic’. Semua skrip ini dikembangkan secara bersamaan, dan umum digunakan untuk surat-menyurat dan komunikasi formal.
  • Seni hieroglif hilang selama ribuan tahun ketika penggunaannya digantikan oleh huruf Arab dan Koptik.
  • Para ahli juga berteori munculnya Kristen di abad 3 dan 4 Masehi juga berkontribusi pada kepunahan hieroglif yang kemudian diganti dengan campuran huruf Koptik dan Yunani.
  • Prasasti terakhir yang ditulis dengan huruf Demotik berasal dari akhir abad 4 SM, ditemukan di kuil Philae.
  • Dzul-Nun al-Misri dan Ibnu Wahshiyya adalah dua cendekiawan Arab yang sebagian berhasil memecahkan hieroglif (hieroglyph).

>> SEJARAH SINGKAT PENYERANGAN JEPANG PADA PEARL HARBOR - AMERIKA SERIKAT


Pada tanggal 7 Desember 1941, kekuatan angkatan laut Jepang meluncurkan serangan udara mendadak terhadap instalasi militer Amerika Serikat di pulau Oahu, Hawaii.

Dua gelombang pesawat, berkekuatan total 253 pesawat menyerang pangkalan angkatan laut di Pearl Harbor, yang merupakan markas Armada Pasifik AS, sekaligus lokasi lapangan udara angkatan darat Wheeler dan Bellows, Barak Schofield, Kaneohe Naval Air Station, dan Ewa Marine Corps Air Station.

Serangan Pearl Harbor adalah kekalahan militer terbesar dalam sejarah AS. Akibat serangan itu lebih dari 2.388 pelaut AS, tentara, dan warga sipil tewas sementara 1.178 orang lainnya mengalami luka-luka. Jepang berhasil menenggelamkan atau merusak 21 kapal Armada Pasifik AS, termasuk delapan kapal perang garis depan. Serangan itu mendorong AS terlibat Perang Dunia II melawan Jepang beserta sekutunya, Jerman dan Italia.

Sementara Jepang mencapai kemenangan sementara atas Amerika Serikat akibat serangan Pearl Harbor, namun akhirnya Jepang dan sekutunya kalah pada tahun 1945. Benih atau asal mula serangan Pearl Harbor dimulai pada tahun 1931 ketika Jepang menyerbu Manchuria, salah satu provinsi Cina.

Invasi Manchuria adalah langkah pertama dalam ekspansi imperial Jepang, yang disusul dimulainya perang skala penuh terhadap Cina pada tahun 1937. Menanggapi invasi Jepang terhadap Cina, Amerika Serikat meningkatkan bantuan militer dan keuangan kepada Cina dan menghentikan ekspor minyak dan bahan mentah lainnya ke Jepang.

Embargo ini dilihat oleh Jepang sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional mereka. Jepang lantas memutuskan merebut dan menaklukkan wilayah lain di Asia dan Pasifik yang kaya akan minyak dan sumber daya alam yang tidak dimiliki Jepang. Jepang tahu bahwa Amerika Serikat tidak akan membiarkan Jepang menginvasi Cina serta negara lain di Asia.

Sementara pemerintah Amerika Serikat dan Jepang terus bernegosiasi untuk menemukan solusi damai terhadap kebuntuan diplomatik, pemerintah Jepang percaya bahwa perang dengan Amerika Serikat merupakan sesuatu yang tak terelakkan. Jepang memutuskan bahwa satu-satunya cara untuk mengalahkan Amerika Serikat adalah dengan melakukan serangan pendahuluan dengan menghancurkan Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor.

Jepang juga percaya bahwa kemenangan di Pearl Harbor akan menurunkan moral rakyat Amerika untuk terlibat dalam perang dengan Jepang. Setelah melalui persiapan matang, Jepang akhirnya membuat keputusan yang menentukan dengan melakukan serangan ke Pearl Harbor pada 7 Desember 1941.
( sumber )

>> SEJARAH BERDIRINYA TAMAN MINI INDONESIA INDAH

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas kurang lebih 150 hektare atau 1,5 km2. Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian, dan tradisi daerah. Di samping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota.

Gerbang pintu masuk Taman Mini Indonesia Indah 

Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.

TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektare. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.

TMII memiliki logo yang pada intinya terdiri atas huruf TMII, Singkatan dari "Taman Mini Indonesia Indah". Sedangkan maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra). Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991.

Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 Provinsi Indonesia. Anjungan provinsi ini dibangun di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia, secara tematik dibagi atas enam zona; Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tiap anjungan menampilkan bangunan khas setempat. Anjungan ini juga menampilkan baju dan pakaian adat, busana pernikahan, baju tari, serta artefak etnografi seperti senjata khas dan perabot sehari-hari, model bangunan, dan kerajinan tangan.

Peta Taman Mini Indonesia Indah

Semuanya ini dimaksudkan untuk memberi informasi lengkap mengenai cara hidup tradisional berbagai suku bangsa di Indonesia. Setiap anjungan provinsi juga dilengkapi panggung, amfiteater atau auditorium untuk menampilkan berbagai tarian tradisional, pertunjukan musik daerah, dan berbagai upacara adat yang biasanya digelar pada hari Minggu. beberapa anjungan juga dilengkapi kafetaria atau warung kecil yang menyajikan berbagai Masakan Indonesia khas provinsi tersebut, serta dilengkapi toko cenderamata yang menjual berbagai kerajinan tangan, kaus, dan berbagai cenderamata.

Sejak tahun 1975 hingga tahun 2000 rancangan asli TMII terdiri atas anjungan rumah adat dari 27 provinsi di Indonesia, termasuk Timor Timur. Akan tetapi setelah Timor Leste merdeka dan memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 2002, status anjungan Timor Timur berubah menjadi Museum Timor Timur. Selain itu karena kini Indonesia terdiri atas 33 provinsi, anjungan-anjungan provinsi baru seperti Bangka Belitung, Banten, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Gorontalo, Kepulauan Riau, dan Papua Barat telah dibangun di sudut Timur Laut TMII, walaupun ukuran dan luas anjungan provinsi baru ini jauh lebih kecil dari anjungan provinsi yang telah dibangun sebelumnya.
( sumber )

>> MENGENAL SOSOK PELUKIS KEBANGGAAN INDONESIA " RADEN SALEH "


Raden Saleh Sjarif Boestaman (1807 atau 1811 - 23 April 1880) adalah pelukis Indonesia beretnis Arab-Jawa yang mempionirkan seni modern Indonesia (saat itu Hindia Belanda). Lukisannya merupakan perpaduan Romantisisme yang sedang populer di Eropa saat itu dengan elemen-elemen yang menunjukkan latar belakang Jawa sang pelukis.

Raden Saleh dilahirkan dalam sebuah keluarga Jawa ningrat. Dia adalah cucu dari Sayyid Abdoellah Boestaman dari sisi ibunya. Ayahnya adalah Sayyid Hoesen bin Alwi bin Awal bin Jahja, seorang keturunan Arab. Ibunya bernama Mas Adjeng Zarip Hoesen, tinggal di daerah Terboyo, dekat Semarang. Sejak usia 10 tahun, ia diserahkan pamannya, Bupati Semarang, kepada orang-orang Belanda atasannya di Batavia. Kegemaran menggambar mulai menonjol sewaktu bersekolah di sekolah rakyat (Volks-School).

Keramahannya bergaul memudahkannya masuk ke lingkungan orang Belanda dan lembaga-lembaga elite Hindia-Belanda. Seorang kenalannya, Prof. Caspar Reinwardt, pendiri Kebun Raya Bogor sekaligus Direktur Pertanian, Kesenian, dan Ilmu Pengetahuan untuk Jawa dan pulau sekitarnya, menilainya pantas mendapat ikatan dinas di departemennya. Kebetulan di instansi itu ada pelukis keturunan Belgia, A.A.J. Payen yang didatangkan dari Belanda untuk membuat lukisan pemandangan di Pulau Jawa untuk hiasan kantor Departemen van Kolonieen di Belanda. Payen tertarik pada bakat Raden Saleh dan berinisiatif memberikan bimbingan.

Payen memang tidak menonjol di kalangan ahli seni lukis di Belanda, namun mantan mahaguru Akademi Senirupa di Doornik, Belanda, ini cukup membantu Raden Saleh mendalami seni lukis Barat dan belajar teknik pembuatannya, misalnya melukis dengan cat minyak. Payen juga mengajak pemuda Saleh dalam perjalanan dinas keliling Jawa mencari model pemandangan untuk lukisan. Ia pun menugaskan Raden Saleh menggambar tipe-tipe orang Indonesia di daerah yang disinggahi.

Terkesan dengan bakat luar biasa anak didiknya, Payen mengusulkan agar Raden Saleh bisa belajar ke Belanda. Usul ini didukung oleh Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen yang memerintah waktu itu (1819-1826), setelah ia melihat karya Raden Saleh.

Tahun 1829, nyaris bersamaan dengan patahnya perlawanan Pangeran Diponegoro oleh Jenderal Hendrik Merkus de Kock, Capellen membiayai Saleh belajar ke Belanda. Namun, keberangkatannya itu menyandang misi lain. Dalam surat seorang pejabat tinggi Belanda untuk Departemen van Kolonieen tertulis, selama perjalanan ke Belanda Raden Saleh bertugas mengajari Inspektur Keuangan Belanda de Linge tentang adat-istiadat dan kebiasaan orang Jawa, Bahasa Jawa, dan Bahasa Melayu. Ini menunjukkan kecakapan lain Raden Saleh.

Dua tahun pertama di Eropa ia pakai untuk memperdalam bahasa Belanda dan belajar teknik mencetak menggunakan batu. Sedangkan soal melukis, selama lima tahun pertama, ia belajar melukis potret dari Cornelis Kruseman dan tema pemandangan dari Andries Schelfhout karena karya mereka memenuhi selera dan mutu rasa seni orang Belanda saat itu. Krusseman adalah pelukis istana yang kerap menerima pesanan pemerintah Belanda dan keluarga kerajaan.

Raden Saleh makin mantap memilih seni lukis sebagai jalur hidup. Ia mulai dikenal, malah berkesempatan berpameran di Den Haag dan Amsterdam. Melihat lukisan Raden Saleh, masyarakat Belanda terperangah. Mereka tidak menyangka seorang pelukis muda dari Hindia dapat menguasai teknik dan menangkap watak seni lukis Barat.

Saat masa belajar di Belanda usai, Raden Saleh mengajukan permohonan agar boleh tinggal lebih lama untuk belajar "wis-, land-, meet- en werktuigkunde (ilmu pasti, ukur tanah, dan pesawat), selain melukis. Dalam perundingan antara Menteri Jajahan, Raja Willem I (1772-1843), dan pemerintah Hindia Belanda, ia boleh menangguhkan kepulangan ke Indonesia. Tapi beasiswa dari kas pemerintah Belanda dihentikan.

Saat pemerintahan Raja Willem II (1792-1849) ia mendapat dukungan serupa. Beberapa tahun kemudian ia dikirim ke luar negeri untuk menambah ilmu, misalnya Dresden, Jerman. Di sini ia tinggal selama lima tahun dengan status tamu kehormatan Kerajaan Jerman, dan diteruskan ke Weimar, Jerman (1843). Ia kembali ke Belanda tahun 1844. Selanjutnya ia menjadi pelukis istana kerajaan Belanda.

Wawasan seninya pun makin berkembang seiring kekaguman pada karya tokoh romantisme Ferdinand Victor Eugene Delacroix (1798-1863), pelukis Perancis legendaris. Ia pun terjun ke dunia pelukisan hewan yang dipertemukan dengan sifat agresif manusia. Mulailah pengembaraannya ke banyak tempat, untuk menghayati unsur-unsur dramatika yang ia cari.

Saat di Eropa, ia menjadi saksi mata revolusi Februari 1848 di Paris, yang mau tak mau memengaruhi dirinya. Dari Perancis ia bersama pelukis Prancis kenamaan, Horace Vernet, ke Aljazair untuk tinggal selama beberapa bulan pada tahun 1846. Di kawasan inilah lahir ilham untuk melukis kehidupan satwa di padang pasir. Pengamatannya itu membuahkan sejumlah lukisan perkelahian satwa buas dalam bentuk pigura-pigura besar. Negeri lain yang ia kunjungi: Austria dan Italia. Pengembaraan di Eropa berakhir tahun 1851 ketika ia pulang ke Hindia bersama istrinya, wanita Belanda yang kaya raya.

Saleh kembali ke Hindia Belanda pada 1852 setelah 20 tahun menetap di Eropa. Dia bekerja sebagai konservator lukisan pemerintahan kolonial dan mengerjakan sejumlah portret untuk keluarga kerajaan Jawa, sambil terus melukis pemandangan. Namun dari itu, ia mengeluhkan akan ketidaknyamanannya di Jawa. "Disini orang hanya bicara tentang gula dan kopi, kopi dan gula" ujarnya di sebuah surat.

Saleh membangun sebuah rumah di sekitar Cikini yang didasarkan istana Callenberg, dimana ia pernah tinggal saat berada di Jerman. Dengan taman yang luas, sebagian besarnya dihibahkan untuk kebun binatang dan taman umum pada 1862, yang tutup saat peralihan abad. Pada 1960, Taman Ismail Marzuki dibangun di bekas taman tersebut, dan rumahnya sampai sekarang masih berdiri sebagai Rumah Sakit PGI Cikini.

Pada 1867, Raden Saleh menikahi gadis keluarga ningrat keturunan Kraton Yogyakarta bernama Raden Ayu Danudirja dan pindah ke Bogor, dimana ia menyewa sebuah rumah dekat Kebun Raya Bogor yang berpemandangan Gunung Salak. Di kemudian hari, Saleh membawa istrinya berjalan-jalan ke Eropa, mengunjungi negeri-negeri seperti Belanda, Prancis, Jerman, dan Italia. Namun istrinya jatuh sakit saat di Paris, sakitnya masih tidak diketahui hingga sekarang, dan keduanya pun pulang ke Bogor. Istrinya kemudian meninggal pada 31 Juli 1880, setelah kematian Saleh sendiri 3 bulan sebelumnya

Pada Jum'at pagi 23 April 1880, Saleh tiba-tiba jatuh sakit. Ia mengaku diracuni oleh salah seorang pembantunya yang dituduh Saleh telah mencuri. Namun dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa aliran darahnya terhambat karena pengendapan yang terjadi dekat jatungnya. Ia dikuburkan dua hari kemudian di Kampung Empang, Bogor. Seperti yang dilaporkan koran Javanese Bode, pemakaman Raden "dihadiri sejumlah tuan tanah dan pegawai Belanda, serta sejumlah murid penasaran dari sekolah terdekat."
Lukisan karya Raden Saleh silahkan lihat disini.
( sumber )

>> MENGENAL SOSOK PELUKIS MAESTRO LEGENDARIS HENDRA GUNAWAN


Hendra Gunawan (lahir di Bandung, Hindia Belanda, 11 Juni 1918 – meninggal di Bali, Indonesia, 17 Juli 1983 pada umur 65 tahun) adalah seorang pelukis dan pematung yang terlahir dari pasangan bernama Raden Prawiranegara dan ibunya bernama Raden Odah Tejaningsih. Sejak masih di SD telah tekun belajar sendiri mengambar segala macam yang ada di sekitarnya seperti buah-buahan, bunga, wayang (golek dan kulit) serta bintang film. Bahkan ketika duduk di kelas 7 HIS, ia sanggup melukis pemandangan alam. Ia mulai serius belajar melukis setamat SMP Pasundan.

Mula-mula pada pelukis seorang pelukis pemandangan Wahdi Sumanta, Abdullah Suriosubroto (ayah Basuki Abdullah). Kemudian bertemu dan berkenalan dengan Affandi, Sudarso, dan Barli. Mereka lalu membentuk kelompok Lima serangkai. Di rumah tempat tinggal Affandi mereka mengadakan latihan melukis bersama dengan tekun dan mendalam. Dari Wahdi, ia banyak menggali pengetahuan tentang melukis. Kegiatannya bukan hanya melukis semata, tetapi pada waktu senggang ia menceburkan diri pada kelompok sandiwara Sunda sebagai pelukis dekor. Dari pengalaman itulah, ia mengasah kemampuannya.

Pertemuannya dengan Affandi merupakan fase dan sumber inspirasi jalan hidupnya untuk menjadi seorang pelukis. Dengan didasari niat yang tulus dan besar, ia memberanikan diri melangkah maju. Bermodalkan pensil, kertas, kanvas dan cat ia mulai berkarya. Komunitas dari pergaulannya ikut mendukung dan terus mendorongnya untuk berkembang. Keberaniannya terlihat ketika ia membentuk Sanggar Pusaka Sunda pada tahun 1940-an bersama pelukis Bandung dan pernah beberapa kali mengadakan pameran bersama.

Pada tahun 1938 Hendra Gunawan belajar membuat patung secara otodidak. Selama zaman Jepang, aktif membimbing para pemuda yang berminat kepada seni lukis dan seni patung, di samping aktif mengorganisir kegiatan seni di dalam Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) di bawah pimpinan Tiga Serangkai: Soekarno, Moh. Hatta dan K.H. Mas Mansyur. Melalui kegiatan ini Hendra Gunawan dan kawan-kawannya banyak melukis di berbagai pelosok termasuk di tempat-tempat terlarang seperti Pasar Ikan, Tanjung Priok dan Pelabuhan Cirebon.

Revolusi pun pecah, Hendra ikut berjuang. Baginya antara melukis dan berjuang sama pentingnya. Pengalamannya di front perjuangan banyak memberi inspirasi baginya. Dari sinilah lahir karya-karya lukisan Hendra yang revolusioner. Lukisan Pengantin Revolusi, disebut-sebut sebagai karya empu dengan ukuran kanvas yang besar, tematik yang menarik dan warna yang menggugah semangat juang. Nuansa kerakyatan menjadi fokus dalam pemaparan lukisannya.

Setelah proklamasi kemerdekaan Hendra Gunawan membuat poster-poster perjuangan dan konsep-konsepnya dikirim oleh Angkatan Pemuda Indonesia dari kantor pusat Jl. Menteng Raya 31 Jakarta (kini Gedung Juang]]). Pada tahun 1945 itu juga dia mendirikan Pelukis Front bersama Barli, Abedy, Sudjana Kerton Kustiwa Suparto dan Turkandi mereka aktif melukis pertempuran langsung di front terdepan di samping membuat produksi perjuangan untuk seluruh Jawa Barat.

Tahun 1946, ia pertama kali menyelenggarakan pameran tunggal dan menampilkan karya lukisan revolusinya di Gedung Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) di Jl. Malioboro, Yogyakarta. Pameran ini disponsori dan dibuka oleh Soekarno, merupakan pameran lukisan pertama kali sejak berdirinya pemerintah RI.

Pada tahun 1947, ia bersama Affandi, Sudarso, Kusnadi, Trubus, Sutioso, dan lain-lainnya mendirikan sanggar Pelukis Rakyat. Dari sanggar ini banyak melahirkan pelukis yang cukup diperhitungkan seperti Fajar Sidik dan G. Sidharta. Selain melukis, mematung juga merupakan bagian dari kesehariannya. 1948 sempat belajar selama 3 bulan di Percetakan A.C. Nix Bandung dan juga membuat ilustrasi buku De Bousren Oorlogkarya Dr. Douwes Dekker yang naskahnya diselundupkan dari Afrika Selatan.

Tahun 1950 membuat patung Jenderal Sudirman di halaman gedung DPRD Yogyakarta yang merupakan patung batu pertama sesudah Prambanan. Dalam tahun sama bersama Affandi, S. Sudjojono, Jayeng Asmoro, Indro Sugondo, Surono, Abdul Katamsi Kusnadi Sindu Suarno, Setioso, Sri Murton dan lain-lain mendirikan Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta. Tahun 1951, 1953 membuat Patung Tugu Muda di Semarang dan Patung Erlangga di Surabaya. Pameran tunggal ke-2 dilakukannya di Hotel Des Indes Jakarta 1957 di antaranya memamerkan lukisan-lukisan revolusi dalam ukuran besar-besar: seperti Penganten Pasar Cibodas, Pertempuran di Klenteng, Jenderal Sudirman dan lain-lain.

Hendra Gunawan mengaku dipengaruhi S. Sudjojono dalam kegigihan perjuangan seni, dan Affandi dalam kesungguhan dan sistematika kerja keras sehari-hari. Ia sendiri disibukkan oleh kegiatan melukis pasar-pasar dan lukisan dinding sangkok di Klenteng Bandung terutama dalam gerak dan pelukisan suasana, diakuinya pengaruh dari relief Candi Borobudur, Prambanan, ukiran klasik, batik, wayang kulit, wayang golek serta motif hiasan seni kriya berbagai daerah di Indonesia. Ia dikenal suka melukis dengan ukuran besar, ia pernah melukis "Pangeran Cornel" dan "Arjuna menyusui anaknya", keduanya berukuran 400 x 200 cm.

Keberpihakannya pada rakyat membuatnya harus mendekam di penjara selama 13 tahun antara tahun 1965-1978, karena ia tercatat sebagai salah seorang tokoh Lembaga Kebudayaan Rakyat. Ketika dipenjara, ia masih terus melukis dengan warna-warna yang natural dengan menggunakan kanvas berukuran besar. Semua itu diperolehnya dari begitu seringnya ia belajar dari ikan, baik warnanya maupun karakter ikan yang tidak mengenal diam.

Pelukis yang dekat dengan penyair Chairil Anwar memilih Bali sebagai pelabuhan hati yang teduh, tenang dan ayem. Selain bergaul dengan para pelukis, ia juga bergaul dengan penyair sekaliber Umbu Landu Paranggi, penyair kelahiran Sumba yang menetap di Bali. Umbu sangat menghargai Hendra karena selain catatannya kerjanya didunia seni lukis sebagai maestro ternyata Hendra pun menulis puisi.

Ikan baginya merupakan sumber yang tidak ada habis-habisnya. Dari ikanlah ia dapat melihat warna alami yang sesungguhnya. Sebelum ia meninggal, karya lukisnya tentang tenggelamnya kapal Tampomas membuatnya terinspirasi. Hanya saja ia menggambarkan potret diri yang diserbu ikan-ikan. Ternyata, potret itulah manifestasi dirinya berterima kasih pada ikan-ikan yang menjadi sumber inspirasinya. Sayangnya lukisan tersebut tidak selesai dan diberi judul Terima Kasih Kembali Protein. Karya lukisan ini merupakan pertanda terakhir Hendra Gunawan sebelum menghadap Illahi. Ia meninggal di RSU Sanglah, Denpasar, Bali, 17 Juli 1983. Dan dimakamkan di Pemakaman Muslimin Gang Kuburan Jalan A. Yani, Purwakarta.
Lukisan karya Hendra Gunawan silahkan lihat disini.
( sumber )