Jajaran kapal ini dibangun oleh galangan kapal Belfast, Harland and Wolff, yang sudah punya hubungan lama dengan White Star Line sejak 1867. Harland and Wolff diberikan keuntungan besar dalam merancang kapal untuk White Star Line; pendekatan seperti biasa ditujukan kepada White Star Line untuk membuat sketsa konsep umum yang akan dipakai dan diubah menjadi desain kapal oleh Harland and Wolff. Pertimbangan biaya relatif rendah di agendanya dan Harland and Wolff diminta mengeluarkan biaya atas segala kebutuhan kapal, ditambah margin keuntungan lima persen. Untuk kapal kelas Olympic, biaya sebesar £3 juta untuk dua kapal pertama disetujui disertai beberapa "ekstra atas kontrak" dan bayaran lima persen seperti biasa.
Harland and Wolff menempatkan para desainer utamanya dalam perancangan kapal kelas Olympic. Perancangan ini diawasi oleh Lord Pirrie, direktur Harland and Wolff dan White Star Line; arsitek laut Thomas Andrews, direktur pelaksana departemen desain Harland and Wolff; Edward Wilding, wakil Andrews dan bertanggung jawab atas penghitungan desain kapal, keseimbangan dan kerapiannya; dan Alexander Carlisle, kepala juru gambar kapal dan manajer umum. Tugas Carlisle adalah dekorasi, perlengkapan dan semua pengaturan umum, termasuk penerapan desain derek sekoci yang efisien.
Pada tanggal 29 Juli 1908, Harland and Wolff mempresentasikan sketsanya kepada J. Bruce Ismay dan para eksekutif White Star Line lainnya. Ismay menyetujui desain tersebut dan menandatangani tiga "surat perjanjian" dua hari kemudian yang mengizinkan pembangunan kapal. Saat itu, kapal pertama tersebut – yang kelak menjadi Olympic – belum mempunyai nama, tetapi hanya ditandai sebagai "Number 400", karena kapal ini adalah kapal ke-400 yang dibangun Harland and Wolff. Titanic didasarkan pada versi revisi desain yang sama dan diberi nomor 401.
Titanic meninggalkan Belfast untuk pelayaran uji cobanya pada tanggal 2 April 1912
Para penumpangnya terdiri dari sejumlah orang terkaya di dunia, serta lebih dari seribu emigran dari Britania Raya, Irlandia, Skandinavia, dan negara-negara lain yang mencari kehidupan baru di Amerika Utara. Kapal ini dirancang senyaman dan semewah mungkin, dengan dilengkapi gimnasium, kolam renang, perpustakaan, restoran kelas atas dan kabin mewah. Kapal ini juga memiliki telegraf nirkabel mutakhir yang dioperasikan untuk keperluan penumpang dan operasional kapal. Meski Titanic mempunyai perlengkapan keamanan yang maju seperti kompartemen kedap air dan pintu kedap air yang bisa dioperasikan dari jarak jauh, kapal tersebut tidak memiliki sekoci yang cukup untuk menampung seluruh penumpang kapal. Karena regulasi keamanan laut yang sudah kuno, Titanic hanya mengangkut sekoci yang hanya mampu menampung 1.178 penumpang – sepertiga dari total penumpang dan awak kapalnya.
Setelah meninggalkan Southampton pada 10 April 1912, Titanic berhenti di Cherbourg, Perancis dan Queenstown (sekarang Cobh), Irlandia sebelum berlayar ke barat menuju New York. Pada tanggal 14 April 1912, empat hari pasca pelayaran, tepatnya 375 mil di selatan Newfoundland, kapal menabrak sebuah gunung es pukul 23:40 (waktu kapal; UTC-3). Tabrakan agak menggesek ini mengakibatkan pelat lambung Titanic melengkung ke dalam di sejumlah tempat di sisi kanan kapal dan mengoyak lima dari enam belas kompartemen kedap airnya. Selama dua setengah jam selanjutnya, kapal perlahan terisi air dan tenggelam. Para penumpang dan sejumlah awak kapal diungsikan ke dalam sekoci, kebanyakan sudah diluncurkan dalam keadaan setengah penuh. Banyak pria dalam jumlah yang tidak sepadan – hampir 90% di Kelas Dua - ditinggalkan karena para petugas yang memuat sekoci mematuhi protokol "wanita dan anak-anak dahulu". Tepat sebelum pukul 2:20, Titanic patah dan haluannya tenggelam bersama seribu penumpang di dalamnya. Orang-orang di air meninggal dalam hitungan menit akibat hipotermia karena bersentuhan dengan samudra yang sangat dingin. 710 penumpang selamat diangkat dari sekoci oleh RMS Carpathia beberapa jam kemudian.
Edward Smith, kapten Titanic, pada tahun 1911
Bangkai Titanic masih ada di dasar laut, perlahan hancur di kedalaman 12,415 feet (3,784 m). Sejak ditemukan kembali pada tahun 1985, ribuan artefak diangkat dari dasar laut dan dipamerkan di berbagai museum di seluruh dunia. Titanic telah menjadi salah satu kapal ternama dalam sejarah. Keberadaannya terus diingat oleh sejumlah buku, film, pameran, dan tugu peringatan.
( sumber )